Cardiff , Setelah anak keduanya lahir, Ruth Taylor menemukan kejanggalan pada tubuhnya. Saat itu puting payudaranya mengerut dan melesak masuk. Namun ia mengira itu kondisi yang lumrah terjadi saat hamil, apalagi ia juga sedang menyusui anak pertamanya, Anni.
"Saya sudah mengetahuinya berbulan-bulan lalu, tetapi karena saya hamil dan juga menyusui sekaligus, jadi saya pikir puting ini bukan apa-apa. Apalagi saya tidak merasakan ada benjolan," kisahnya. Namun menjelang persalinan, kondisi putingnya tak kunjung membaik. Di situlah Ruth mulai cemas. Jelang persalinan, ia pun membicarakan hal itu dengan bidan yang mendampinginya. Sang bidan akhirnya berjanji melakukan pemeriksaan secara seksama setelah anak kedua Ruth, Harri dilahirkan lewat operasi Caesar.
Benar saja, ada benjolan di payudara kiri Ruth. Dari hasil scan dan biopsi dipastikan itu adalah kanker payudara. Bukan hanya agresif, tetapi juga langka. Sebab kanker payudara yang terjadi saat kehamilan sangat jarang ditemukan, yaitu 1 dari tiap 3.000 kehamilan saja, dengan usia ibu berkisar 32-38 tahun.
"Kalau bukan karena membujuk bidan itu untuk memeriksa payudara saya, saya mungkin akan semakin mengabaikannya, dan tahu-tahu kankernya sudah masuk stadium akhir," imbuh Ruth.
"Kalau bukan karena membujuk bidan itu untuk memeriksa payudara saya, saya mungkin akan semakin mengabaikannya, dan tahu-tahu kankernya sudah masuk stadium akhir," imbuh Ruth.
Pemicunya bukanlah kehamilan itu sendiri, melainkan perubahan hormonal saat mengandung. Kondisi ini rupanya dapat mempercepat pertumbuhan tumor. Gejala kanker payudara sendiri di antaranya perubahan pada puting, posisi si payudara ataupun bentuknya. "Sesaat setelah diagnosis, saya merasa ketakutan jika harus meninggalkan kedua anak saya, apalagi yang masih kecil," tuturnya seperti dilaporkan Daily Mail. Ia juga patah hati ketika mendengar keterangan dokter bahwasanya kemoterapi dapat memupuskan harapannya untuk memiliki anak lagi. Akan tetapi Ruth tak punya pilihan lain
Baru kemoterapi pertama, wanita berumur 39 tahun itu juga sudah harus kehilangan mahkotanya. Namun ia dan suaminya, Ed (37) berusaha tegar dan tetap mengasuh kedua anaknya dengan normal, seolah tidak terjadi apa-apa.
Setelah enam kali kemoterapi, Ruth kemudian menjalani lumpectomy atau operasi pengangkatan sebagian kelenjar getah beningnya, tepatnya pada bulan Agustus 2014. Karena tindakan ini, putingnya yang melesak kembali normal. Namun karena operasi kedua, puting wanita asal Cardiff itu pun menjadi bengkok.Kini Ruth bisa sedikit bernapas lega karena dinyatakan terbebas dari kanker sejak Oktober 2014 meski masih harus berobat hingga 10 tahun ke depan. Tetapi ia sengaja membiarkan bentuk putingnya tetap seperti setelah dioperasi sebagai 'kenang-kenangan'
